Saya gagal dalam bisnis, kehabisan uang dan tidak punya rumah untuk kembali. Satu-satunya orang yang bisa kuandalkan adalah kakakku, yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu denganku.
Bagaimanapun, tidak heran kakakku marah. Saya tidak hadir di pemakaman ayah saya, jadi saya tidak punya sepatah kata pun untuk diucapkan. Saya khawatir sepanjang waktu. Hanya Maya, teman masa kecilku, yang menikah dengan kakak laki-lakinya dan menjadi adik iparnya, yang masih baik hati seperti dulu. Emosi yang selama ini dia sembunyikan muncul kembali. Aku mendorong Maya ke bawah.
Tinggalkan Komentar